Adik. Mungkin beberapa dari kalian ada yang
gak suka atau malah benci sama kata yang satu ini. Ya. Termasuk aku. Aku juga
ngerasaain hal yang sama. Gak suka dan benci banget sama yang namanya ‘adik’. Tapi
itu dulu sebelum aku sadar bahwa menjadi seorang kakak dan memiliki adik
merupakan hal yang menyenangkan J ..
Dulu waktu aku tau aku mau punya adik,
rasanya tuh seneeeng banget… sampek-sampek setiap mama ku ada di deket ku,
perutnya selalu aku pegang. Dan aku selalu tanya, “ma kapan sih adiknya lahir? Nanti
adiknya cowok apa cewek? Aku mau cewek aja ma biar bisa diajak main. Kalau cowok
nanti gak bisa di ajak main. Malah di tinggal main bola terus aku nanti”.
Begitu hari kelahiran adikku tiba. Tepatnya tanggal
24 Juli 2001. Aku sampek bela-belain gak mau berangkat sekolah ( waktu itu aku
sekolah TK nol besar. Umur 5 tahun) buat nyambut kelahiran adikku. Tapi gak
dibolehin sama ayah sama mama juga. Alhasil aku sekolah deh hari itu.
Tepat bel pulang sekolah berbunyi. Sekitar pukul 10 pagi. Aku buru-buru keluar kelas terus nyamperin tukang becak yang biasa jemput aku buat langsung pergi ke rumah sakit secepat mungkin. Sampai dirumah sakit mama masih dikamar rawatnya. Belum masuk ruang operasi untuk oprasi Caesar.
Pukul 11.30 WIB mama dipindah ke kamar
oprasi. Aku nganter sampai di depan ruang oprasi. Terus aku nunggu adiku lahir
di kmar rawat mama bareng saudara sepupu.ku. rasanya lama banget nunngunya. Deg-deg
gimana gitu. Sampek akhirnya pukul 12.00 WIB adik ku lahir di dunia.
Rasanya seneng banget aku,, bayi perempuan
kecil, mata sedang, hidung yang sedang, rambut hitam, bibir merah tipis lengkap
denga suara tangisnya itu hadir ditengah-tengah kelurga besar ku. Bagai maikat
kecil yang dikirim Tuhan dari langit. Cantik. Manis. Hingga dia di beri nama
Manisha Angelina Mashur.
Hari berganti hari. Tahun pun mulai
berganti. Adikku beranjak tumbuh menjad balita kecil yang lucu nan
menggemaskan. Pipi chubbynya, celoteh riangnya, tawanya yang meramaikan
seisih rumah, tangisnya yang memecahkan keheningan malam. Yah semua itu
benar-benar membuat segalanya berubah.
Perubahan yang akhirnya mejadikan kasih dan kebahagiaanku
berubah menjadi iri dan benci. Ya. Iri dan benci. Karna segala hal yang dulu ku
punya sendiri kini harus terbagi. Kasih sayang mama dan ayah, keluarga yang
lain, tetangga, semuanya. Hingga menjadikan aku seorang kakak yang terkadang
peduli, terkadanh juga benci.
Sekarang, setelah semuanya belalu. Setelah 13
tahun lamanya kehadiran adikku di kehidupanku. Baru aku menyadari betapa waktu
telah begitu banyak terbuang karna kebencianku dan menjadikan jarak antara aku
dan adikku begitu jauh. Sangaat jauh. Dia menjadi pribadi yang seperti sekarang
dan aku yang seperti ini. Tak pernah bisa untuk akur. Meski dalam hati saling
ingin berbagi dan berkasih sayang.
Hingga akhirnya tiba saat aku dan dia ahrus
benar-benar terpisah oleh jarak. Tanpa ada waktu untuk merubah hubungan yang
buruk ini menjdi lebih baik. Aku yang
akan melanjutkan sekolah di bangku perkuliahan dan dia yang akan melanjutkan
jenjang menengah pertamanya di sebuah Pondok Pesantren. Tidak akan ada lagi keributan
antara aku dan adik untuk merebutkan atau memperdebatkan suatu hal. Aku akan
merindukannya.
Terlebih dari itu. Aku ingin. Benar-benar sangat
ingin memanfaatkan waktu yang tersisa ini untuk menebus semua waktu yang hilang
ini dengan mencurahkan segala kasih sayang yang harusnya kucurahkan padanya
bertahun-tahun yang lalu. Tapi benci mengalahkan segalanya hingga sedikit
sekali kasihku yang tercurah padanya.
Andai dia tahu betapa aku benar-benar sangat
mencintai dan menyayanginya. Ingin menjadi kakak yang baik untuk dia. Menjadi panutannya
dalam menjalani kehidupan. Menemani dia daalam segala kesulitannya. Menjadi tempatnya
berlindung disaat begitu banyak bahaay diluar sana. Menjadi tempatnya
berkeluh-kesah saat mendapatkan masalah.
Aku merindukan bagaimana tangisnya pecah
saat aku tak ada dirumah. Bagaimana dia merengek ikut ketika aku melangakah
keluar rumah. Bagaiman jailnya dia saat aku sedang mengerjakan sesuatu. Bagaiman
dia selalu mencari-cari aku saat tak ada di rumah. Bagaimana dia tak mau
melakukan apapun jika tak bersamaku.
Tuhan… andai dia tahu betapa aku
menyayanginya dan menyesalkan segala yang telah terjadi ini. Begitu banyak
waktuku yang hilang tanpa bersamanya. Begitu banyak waktu yang hilang karna
rasa benci dan iri yang tak beralasan. Begitu banyak waktu yang hilang karna
berada diluar bersama teman dan orang lain diluar sana tanpa pernah ada waktu
khusus untuk dia.
Ah semoga akan ada waktu yang lebih banyak
lagi untuk aku dan adik memperbaiki hubungan ini. Menjadi sepasang adik dan
kakak yang saling sapa-menyapa, bercanda-tawa, berbagi kasih, saling
menyayangi, peduli, menghormati, melengkapi dan saling ada untuk satu sama lain. Amin. J
“Adik.. Selamat Ulang Tahun yang ke 13 tahun.
Semoga penjang umur, sehat selalu. Bahagia dunia dan akhirat. Diberi rizki yang
tiada henti. Diberi ilmu yang mafaat dan barokah. Jadi anak yang sholeh ya? Yang
lebih baik dari Mbak. Bahagiakan mama dan ayah. Jadi anak yang berbakti. Jadi orang
yang sukses. Belajar yang baik di Pondok. Belajar ilmu umum dan agama yang baik
disana. Jangan ngecewain mama sama ayah ya? Mbak sayang kamu. Semoga dimana pun
kamu berada, Alloh SWT selalu melindungi kamu. Amin. Amin yarobbal allamin.. J :* {}”
0 komentar:
Posting Komentar